Kalbe Farma Catat Pertumbuhan Laba Bersih 10,6% di 2025
Kalbe Farma (KLBF) mencatat kenaikan laba bersih 10,6% menjadi Rp2,6 triliun di 2025, didorong efisiensi biaya dan pertumbuhan penjualan 7,2%.
Kalbe Farma melaporkan pertumbuhan laba bersih 10,6% pada sembilan bulan pertama 2025.
INFOBRAND.ID, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatat pertumbuhan kinerja positif pada sembilan bulan pertama tahun 2025. Laba bersih perusahaan naik 10,6% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp2,6 triliun, sejalan dengan kenaikan penjualan bersih sebesar 7,2% YoY menjadi Rp26 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh perbaikan margin dan pengelolaan biaya operasional yang efisien.
Presiden Direktur Kalbe Farma, Irawati Setiady, menyampaikan bahwa hasil tersebut mencerminkan ketahanan perusahaan di tengah tantangan ekonomi global dan gejolak eksternal.
“Di tengah ketidakpastian finansial dan geopolitik, Kalbe berhasil mempertahankan kinerja positif dengan pertumbuhan volume permintaan dan perbaikan margin. Inisiatif strategis seperti ekosistem onkologi, pengembangan obat biologis, serta rejuvenasi brand produk konsumer berjalan sesuai rencana,” ujar Irawati dalam keterangan pers, Selasa (28/10/2025).
Menurut Irawati, divisi obat resep mencatat kenaikan penjualan bersih sebesar 11% YoY. Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan penjualan obat specialty dan obat generik yang mendukung Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Selain itu, Kalbe juga memperluas penetrasi obat specialty di pasar Asia Tenggara.
Sementara itu, divisi produk kesehatan mengalami peningkatan penjualan bersih sebesar 9,4% YoY. Kinerja ini didukung oleh peningkatan kontribusi produk prinsipal eksternal serta penguatan kemampuan produksi alat kesehatan lokal.
Irawati menambahkan, Kalbe Farma tetap melanjutkan kebijakan pembagian dividen sebesar 50–60% dari laba bersih guna memperkuat Total Shareholder Return. Selain itu, perusahaan menjalankan program pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp250 miliar, setelah sebelumnya merealisasikan Rp1,25 triliun dari program yang sama.
Kalbe juga berkomitmen menjaga profitabilitas melalui strategi efisiensi bisnis dan digitalisasi operasional. Upaya pengelolaan risiko nilai tukar terhadap impor bahan baku turut menjadi perhatian perusahaan.
“Margin ke depan akan tetap dijaga melalui efisiensi bisnis, pemanfaatan digitalisasi, dan pengelolaan mata uang asing untuk impor bahan baku. Kami optimistis pertumbuhan penjualan dan laba bersih sepanjang 2025 akan berada di kisaran 6–8%,” tutup Irawati.
Dengan strategi tersebut, Kalbe Farma berupaya menjaga stabilitas kinerja di tengah perubahan pasar dan tetap fokus pada inovasi produk kesehatan yang berkelanjutan.


